Sakura P.O.V
“Sakura!” aku mendengar nya memanggil ku. berberapa kali aku menghembuskan nafasku secara kasar. Aku menghentikan langkah ku.
“Sakura , Aku minta maaf” ujar sasuke tepat saat kami berhadapan. Aku mengalihkan pandangan ku.
“Kau Marah? Sakura Maaf. A-aku, minta maaf karna tidak menghubungi mu dari semalam, aku benar-benar sibuk. Aku juga minta maaf, aku tidak menjemput mu tadi pagi. Aku harus mengantar mama yang kebetulan berlawanan dengan arah rumah mu” aku menghela nafas ku berat.
Sibuk?
Mama?
Ah … kau mengantar siapa, sasuke? Siapa yang kau sebut mama?
“saat istirahat juga, aku tidak bisa menemani mu. Aku ada rapat dengan osis” lanjutnya. Aku mendesis tertahan.
Rapat?
Osis?
Siapa yang kau maksud osis?
Ino?
Aish … aku menatap matanya dalam. Mencari sebuah kejujuran disana. Berharap , satu saja ucapannya itu benar. Bukan kebohongan. Tapi nyata nya? Ah, Aku tidak menemukan kejujuran itu. Matamu bergerak-gerak gelisah sasuke. Kau tau? Nyata nya , kau tidak pernah bisa berbohong pada ku, sasuke… mata mu tidak pernah mendustai kenyataan yang sesungguhnya. Aku hanya bisa tersenyum, Ya, tersenyum seakan aku percaya. Jika Saat Ini, mulutmu mampu untuk mengucapkan berbagai kebohongan kepada ku. untuk kedepannya aku hanya bisa menatap matamu. Karna mata jernih itu selalu berkata jujur.
“Sakura” Panggil sasuke membuyarkan lamunan ku.
“Aku Tau,” singkat ku.
“Kau Marah” Tanya nya menyelidik.
“Tidak. Hanya saja aku kecewa dengan sikap mu. Sangat kecewa. seandainya kau tau, rasanya di khianati, kau pasti akan merasakan , bahwa itu teramat sakit” aku kembali menatapnya, sembari menjelaskan rasa sesak di dadaku ini.
“Ka-Kau-“ aku tersenyum paksa.
“kau bisa mengantar mama mu pulang sasuke, aku akan pulang bersama hinata” aku beralih menatap ke depan.
“Saku-“
“Tidak papa, aku mempercayai mu” ujar ku miris. Aku hendak kembali melanjutkan perjalanan ku. namun, tangan kokoh milik sasuke mencengkram kuat pergelangan tangan ku.
“Sakura , Maaf”
“No Problem Sasuke. Seandainya kau sedikit saja berkata jujur pada ku, mungkin aku akan lebih bisa mempercayaimu sekarang. Terlebih dengan ucapanmu.” Sasuke diam. Dia menatap ku dengan tatapan memohon,
“Siapa Yang Kau Sebut dengan ‘Mama’? Ino?” aku melontarkan semua pertanyaan yang sedari tadi kujawab sendiri.
“Siapa Yang Kau Maksud ‘Osis’? Ino Juga?” Tanya ku lagi.
“Saku-“
“Kau tau, Aku tidak pernah menyangka bahwa mencintai itu rasanya sesakit ini. Ya, sesakit ini…..”
“Maaf,”
“Apa Ini salah ku? Atau salah ino karna dia kembali?”
“Sa-“
“Oh, Atau Mungkin aku yang salah mencinta, ya, kau tak mungkin membagi hatimu bukan? Aish, harus nya aku tau itu. Aku memang tak tau diri ya, haha” aku tertawa miris
“Bisa kah kau menghen-“
“Kalau bisa memilih, aku tidak ingin jatuh cinta seperti ini. Jika aku bisa memilih, aku tidak ingin mencintaimu seperti ini. Jika aku mampu untuk meminta , aku tidak ingin memiliki rasa ini untukmu, ya, untukmu yang tidak sekali pun memberi ku ruang dihatimu”
“Kau Salah, Sakura! Aku…… Ak-“
“Kau sendiri tidak tau akan berkata apa bukan? Karna memang benar, semua yang ku kata kan itu benar sasuke.” Aku membuang wajah ku. enggan untuk menatapnya.
“Kau tidak memberi ku kesempatan untuk membela diri, sakura. Kau tidak memberi ku kesempatan untuk menjelaskan semuanya” seru sasuke
“Baiklah, Apa yang ingin kau jelaskan?” serah ku padanya. Ya, ini bukan seperti drama, dan telenovela, mungkin aku harus mendengarkan penjelasan nya, yang meskipun aku tau itu pembelaan untuknya. Haha, pembelaan.
“Lihat kearah aku, Sakura” pinta sasuke pelan.
“Kau meminta ku untuk melihat kearah mu, tetapi , apa kau sendiri pernah melihat kearah ku?”
“Tentu saja… Tentu saja aku melihat mu! Kau kekasihku, Sakura!”
“Itu hanya status Sasuke! Tapi aku? Aku tidak pernah ada di hati mu!”
“Ada, Sakura! Ada!” seru nya terlihat emosi. Aku tersenyum sinis dan menatapnya tajam.
“Ada?” Tanya ku sinis. “aku Sanksi, Sasuke..” lirih ku pelan. Namun aku yakin. Bahwa sasuke mendengar nya.
“Ka-Kau, Tak pernah mengerti perasaan ku, sakura. Kau hanya mengira-ngira. Kau tak tau bagaimana perasaan ku!Kau-“
“Kau juga begitu sasuke! Kau terlalu Fokus Dengan Ino! Disudut pandang mu hanya ada Ino! Kau membuatku kalah , sebelum aku sedikit saja memperjuangkan apa yang aku Rasakan! Du-”
“SAKURA!” ia meninggi kan suaranya
“Dulu, setelah kau berpisah dengan ino, Kau sempat memberiku ruang dihatimu, tapi sekarang aku sadar, aku sadar kalau ruang itu hanya sementara. Karna ketika ino kembali , Aku akan terusir” ujarku lagi. Aku memejamkan mataku, menahan butiran airmata ku untuk tidak keluar.
“Sa-“
“Aku seakan bergerak, tapi nyata nya aku diam, sasuke! Kau membuat ku lelah sebelum melakukan apa pun”
“SAKURA!”
Tes..
Setetes airmata ku jatuh, sasuke membentakku? Untuk pertama kalinya ia membentakku. Apa ia melupakan nya?
“KAU MEMBUATKU KECEWA SAKURA! SANGAT KECEWA!” bentaknya semakin meninggi
“kau jauh lebih mengecewakan ku , Sasuke…” lirih ku miris. Aku menundukkan kepalaku. Ya, mungkin dia benar-benar melupakannya.
“Sakura!” aku mendengar nya memanggil ku. berberapa kali aku menghembuskan nafasku secara kasar. Aku menghentikan langkah ku.
“Sakura , Aku minta maaf” ujar sasuke tepat saat kami berhadapan. Aku mengalihkan pandangan ku.
“Kau Marah? Sakura Maaf. A-aku, minta maaf karna tidak menghubungi mu dari semalam, aku benar-benar sibuk. Aku juga minta maaf, aku tidak menjemput mu tadi pagi. Aku harus mengantar mama yang kebetulan berlawanan dengan arah rumah mu” aku menghela nafas ku berat.
Sibuk?
Mama?
Ah … kau mengantar siapa, sasuke? Siapa yang kau sebut mama?
“saat istirahat juga, aku tidak bisa menemani mu. Aku ada rapat dengan osis” lanjutnya. Aku mendesis tertahan.
Rapat?
Osis?
Siapa yang kau maksud osis?
Ino?
Aish … aku menatap matanya dalam. Mencari sebuah kejujuran disana. Berharap , satu saja ucapannya itu benar. Bukan kebohongan. Tapi nyata nya? Ah, Aku tidak menemukan kejujuran itu. Matamu bergerak-gerak gelisah sasuke. Kau tau? Nyata nya , kau tidak pernah bisa berbohong pada ku, sasuke… mata mu tidak pernah mendustai kenyataan yang sesungguhnya. Aku hanya bisa tersenyum, Ya, tersenyum seakan aku percaya. Jika Saat Ini, mulutmu mampu untuk mengucapkan berbagai kebohongan kepada ku. untuk kedepannya aku hanya bisa menatap matamu. Karna mata jernih itu selalu berkata jujur.
“Sakura” Panggil sasuke membuyarkan lamunan ku.
“Aku Tau,” singkat ku.
“Kau Marah” Tanya nya menyelidik.
“Tidak. Hanya saja aku kecewa dengan sikap mu. Sangat kecewa. seandainya kau tau, rasanya di khianati, kau pasti akan merasakan , bahwa itu teramat sakit” aku kembali menatapnya, sembari menjelaskan rasa sesak di dadaku ini.
“Ka-Kau-“ aku tersenyum paksa.
“kau bisa mengantar mama mu pulang sasuke, aku akan pulang bersama hinata” aku beralih menatap ke depan.
“Saku-“
“Tidak papa, aku mempercayai mu” ujar ku miris. Aku hendak kembali melanjutkan perjalanan ku. namun, tangan kokoh milik sasuke mencengkram kuat pergelangan tangan ku.
“Sakura , Maaf”
“No Problem Sasuke. Seandainya kau sedikit saja berkata jujur pada ku, mungkin aku akan lebih bisa mempercayaimu sekarang. Terlebih dengan ucapanmu.” Sasuke diam. Dia menatap ku dengan tatapan memohon,
“Siapa Yang Kau Sebut dengan ‘Mama’? Ino?” aku melontarkan semua pertanyaan yang sedari tadi kujawab sendiri.
“Siapa Yang Kau Maksud ‘Osis’? Ino Juga?” Tanya ku lagi.
“Saku-“
“Kau tau, Aku tidak pernah menyangka bahwa mencintai itu rasanya sesakit ini. Ya, sesakit ini…..”
“Maaf,”
“Apa Ini salah ku? Atau salah ino karna dia kembali?”
“Sa-“
“Oh, Atau Mungkin aku yang salah mencinta, ya, kau tak mungkin membagi hatimu bukan? Aish, harus nya aku tau itu. Aku memang tak tau diri ya, haha” aku tertawa miris
“Bisa kah kau menghen-“
“Kalau bisa memilih, aku tidak ingin jatuh cinta seperti ini. Jika aku bisa memilih, aku tidak ingin mencintaimu seperti ini. Jika aku mampu untuk meminta , aku tidak ingin memiliki rasa ini untukmu, ya, untukmu yang tidak sekali pun memberi ku ruang dihatimu”
“Kau Salah, Sakura! Aku…… Ak-“
“Kau sendiri tidak tau akan berkata apa bukan? Karna memang benar, semua yang ku kata kan itu benar sasuke.” Aku membuang wajah ku. enggan untuk menatapnya.
“Kau tidak memberi ku kesempatan untuk membela diri, sakura. Kau tidak memberi ku kesempatan untuk menjelaskan semuanya” seru sasuke
“Baiklah, Apa yang ingin kau jelaskan?” serah ku padanya. Ya, ini bukan seperti drama, dan telenovela, mungkin aku harus mendengarkan penjelasan nya, yang meskipun aku tau itu pembelaan untuknya. Haha, pembelaan.
“Lihat kearah aku, Sakura” pinta sasuke pelan.
“Kau meminta ku untuk melihat kearah mu, tetapi , apa kau sendiri pernah melihat kearah ku?”
“Tentu saja… Tentu saja aku melihat mu! Kau kekasihku, Sakura!”
“Itu hanya status Sasuke! Tapi aku? Aku tidak pernah ada di hati mu!”
“Ada, Sakura! Ada!” seru nya terlihat emosi. Aku tersenyum sinis dan menatapnya tajam.
“Ada?” Tanya ku sinis. “aku Sanksi, Sasuke..” lirih ku pelan. Namun aku yakin. Bahwa sasuke mendengar nya.
“Ka-Kau, Tak pernah mengerti perasaan ku, sakura. Kau hanya mengira-ngira. Kau tak tau bagaimana perasaan ku!Kau-“
“Kau juga begitu sasuke! Kau terlalu Fokus Dengan Ino! Disudut pandang mu hanya ada Ino! Kau membuatku kalah , sebelum aku sedikit saja memperjuangkan apa yang aku Rasakan! Du-”
“SAKURA!” ia meninggi kan suaranya
“Dulu, setelah kau berpisah dengan ino, Kau sempat memberiku ruang dihatimu, tapi sekarang aku sadar, aku sadar kalau ruang itu hanya sementara. Karna ketika ino kembali , Aku akan terusir” ujarku lagi. Aku memejamkan mataku, menahan butiran airmata ku untuk tidak keluar.
“Sa-“
“Aku seakan bergerak, tapi nyata nya aku diam, sasuke! Kau membuat ku lelah sebelum melakukan apa pun”
“SAKURA!”
Tes..
Setetes airmata ku jatuh, sasuke membentakku? Untuk pertama kalinya ia membentakku. Apa ia melupakan nya?
“KAU MEMBUATKU KECEWA SAKURA! SANGAT KECEWA!” bentaknya semakin meninggi
“kau jauh lebih mengecewakan ku , Sasuke…” lirih ku miris. Aku menundukkan kepalaku. Ya, mungkin dia benar-benar melupakannya.
Comments
Post a Comment